Pengelolaan Sampah Plastik Untuk Kelestarian Lingkungan dan Kesejahteraan Manusia

Pengelolaan Sampah Plastik Untuk Kelestarian Lingkungan dan Kesejahteraan Manusia

Sampah plastik pada saat ini telah menjadi isu global yang menjadi perhatian banyak negara. Karena tidak hanya mencemari lingkungan, limbah plastik juga membawa berbagai permasalahan, baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.

Seiring perkembangan teknologi, tingkat penggunaan plastik semakin tinggi. Mulai dari pengemas sampai dengan peralatan yang kita gunakan pada umumnya mengandung plastik. Karena selain ringan, bahan ini juga memiliki daya tahan yang baik.

Namun efek dari penggunaan plastik tadi adalah mendatangkan limbah plastik yang sulit untuk terurai. Sehingga tanpa sistem pengelolaan sampah plastik yang tepat, bukan saja dampaknya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam masa depan kita.

 

Permasalahan Sampah Plastik

Semenjak era 1950 an, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Informasi yang tercatat, produksi plastik pada tahun 2015 tidak kurang dari 450 juta ton dan diperkirakan akan terus meningkat.

Seiring perkembangan teknologi, plastik memiliki turunannya yang mengandung aditif. Tujuannya untuk membuat produk plastik menjadi lebih kuat, fleksibel dan tahan lama. Tetapi hal ini membuat limbah plastik menjadi sulit terurai, bahkan beberapa jenis plastik membutuhkan waktu 400 tahun untuk terurai.

Hal tersebut berujung pada munculnya timbunan sampah plastik pada seluruh penjuru dunia. Menurut data yang tercatat oleh KLH, pada tahun 2022 lalu, sampah plastik di Indonesia mencapai sekitar 65,59 juta ton.

Selain mencemari daratan, plastik juga mencemari lautan. Setidaknya sekitar 8 juta ton limbah plastik hanyut ke lautan. Hal ini tidak saja merusak habitat hewan, namun juga dapat membawa kematian bagi hewan yang memakan sampah tersebut.

Selain itu timbunan plastik yang memasuki lautan lambat laun terurai menjadi mikro plastik, yaitu partikel plastik kecil yang berukuran kurang dari 5 mm. Kemudian, melalui siklus air, partikel ini menyebar ke seluruh sudut bumi dan memengaruhi ekosistem maupun penghuninya.

 

Dampak Sampah Plastik

Dari hasil berbagai penelitian telah diketahui, jika plastik tidak hanya membahayakan makhluk hidup, tetapi juga memicu kerusakan lingkungan. Berikut ini dampak yang datang dari limbah plastik.

 

  • Membahayakan Kelestarian Hewan

Para peneliti memperkirakan jutaan hewan terbunuh oleh plastik setiap tahun, dari burung hingga ikan hingga organisme laut lainnya. Hampir 700 spesies, termasuk yang terancam punah terkena dampak plastik, dan hampir setiap spesies burung laut pernah memakan plastik.

Peneliti menemukan mikro plastik pada lebih dari 100 spesies satwa air, termasuk ikan, udang, dan remis yang kita konsumsi. Sementara itu, mikro plastik dapat menyumbat saluran pencernaan atau menusuk organ, yang menyebabkan kematian.

Lambung yang terlapisi partikel plastik akan mengurangi keinginan untuk makan dan menyebabkan kelaparan. Selain itu, peneliti menemukan kerusakan hati dan sel serta gangguan pada sistem reproduksi.

 

  • Memicu Kerusakan Ekologi

Selain bahaya terhadap lingkungan laut, darat serta manusia, plastik juga merupakan penyumbang besar emisi gas rumah kaca global. Sepanjang siklus hidupnya, plastik memiliki jejak karbon yang signifikan dan mengeluarkan 3,4% emisi gas rumah kaca global.

Pada tahun 2019, plastik menghasilkan 1,8 miliar ton emisi gas rumah kaca, dengan 90% dari emisi ini berasal dari produksi dan konversi dari bahan bakar fosil. Selain itu, mikro plastik pada udara juga berkontribusi terhadap percepatan pemanasan global, melalui penyerapan cahaya dan penurunan albedo permukaan salju.

 

Pengelolaan Sampah Plastik

Untuk saat ini kita masih sulit untuk menghilangkan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada sisi lain dampak yang muncul dari minimnya pengelolaan sampah plastik dapat menjadi bom waktu yang tidak terelakkan.

Solusi sementara-nya adalah dengan meningkatkan kesadaran untuk mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang produk berbahan plastik. Hal ini yang perlu kita tanamkan pada diri kita dan generasi mendatang sampai adanya teknologi yang dapat mengatasi limbah plastik.

Menurut informasi dari KLH, penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga. Dan baru 68,95% sampah yang sudah terkelola, atau 31,05% sampah belum terkelola.

Informasi tadi menunjukkan masih kurangnya fasilitas pengolahan sampah maupun kesadaran pengelolaan sampah. Sehingga perlu kerja-sama yang baik mulai dari pemerintah, pengusaha dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan sampah yang baik, bagi masyarakat Indonesia.

Untuk itu perlu adanya manajemen skill maupun skill sosial dan teknis yang memadai dari berbagai pihak terkait.

 

Penutup

Sampah plastik saat ini merupakan isu global yang sangat penting, karena menghasilkan emisi karbon dan berdampak pada tingkat kesehatan penduduk Indonesia. Agar dapat melakukan pengelolaan sampah plastik dengan baik perlu skill manajemen maupun sosial dan teknik yang memadai.

Sehingga, bekali diri Anda maupun putra-putri Anda dengan skill yang memadai dan relevan. Untuk itu Anda dapat mengikuti Future Career Class, super App pengembangan talenta Indonesia, untuk kelestarian dan kesejahteraan umat manusia pada masa mendatang.

 

Referensi :

https://www.nationalgeographic.com/environment/article/plastic-pollution

https://www.oecd.org/environment/plastics/increased-plastic-leakage-and-greenhouse-gas-emissions.htm

https://www.genevaenvironmentnetwork.org/resources/updates/plastic-waste-management/

https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/347-ubah-kebiasaan-penggunaan-plastik