Apakah kalian semua pernah merenung dan membayangkan bagaimana ragam pekerjaan di masa mendatang?
Yuval Noah Harari bahkan memprediksi bahwa revolusi akibat artificial intelligent (AI) atau kecerdasan buatan akan membentuk kelas baru, yaitu kelas tidak bekerja (useless class). Jika revolusi industri yang terjadi dahulu menghasilkan kelas pekerja, kini justru sebaliknya. Loh, kok bisa?
Jika merujuk pada namanya, AI adalah program yang berisi algoritma cerdas. Kenapa cerdas? karena dia didesain untuk bekerja sebagaimana otak manusia, bisa berpikir sendiri, merencanakan sesuatu, menyelesaikan masalah. Oiya, yang terpenting dia dapat melakukannya dalam waktu yang cepat. Canggihnya lagi, dia bisa belajar dari pengalaman atas kesalahan yang dilakukan. Untuk itu, rasa-rasanya wajar jika kita cukup khawatir akan pekerjaan yang berpotensi besar diambil oleh mereka.
Umat manusia telah lama mengkhawatirkan jika mekanisasi dan automasi akan menyebabkan pengangguran masal. Sekalipun terdapat gagasan bahwa jika profesi lama pada waktunya telah usang, maka akan terdapat profesi baru yang menggantikannya. Namun paham ini bukanlah hukum alam dan tidak ada yang menjamin selamanya akan berjalan terus demikian.
Tahun 2004 lalu, Frank Levy (MIT) dan Richard J. Murnane (Harvard) mempublikasikan penelitian mengenai pekerjaan apa saja yang berpeluang untuk mengalami otomatisasi. Mengemudikan truk dijadikan contoh sebagai pekerjaan yang tidak mungkin diotomasi dalam waktu mendatang. 10 tahun kemudian, Google dan Tesla mewujudkannya. Hal ini menjadi contoh kecil bahwa tidak ada yang menjamin bila pekerjaan manusia hari ini masih relevan dilakukan oleh manusia di beberapa tahun mendatang. Sekali lagi, ini bukanlah hukum alam dan tiada yang menjaminnya. Atas dasar itu, berkembangnya AI memiliki potensi untuk melahirkan “useless class” sebagaimana kata Harari.
Atas paparan diatas, menurut kalian benarkah di masa mendatang pekerjaan kita hari ini akan tergantikan oleh sistem mesin?