Urgensi Keamanan Data Nasabah Perbankan dan Profesi Terkait Bidang Ini

Urgensi Keamanan Data Nasabah Perbankan dan Profesi Terkait Bidang Ini

Keamanan data nasabah perbankan merupakan isu yang sangat penting dalam dunia perbankan. Hal tersebut dikarenakan data nasabah perbankan biasanya berisi informasi pribadi dan sensitif yang dapat disalahgunakan untuk tindak kejahatan seperti pencurian identitas atau penipuan. Proteksi data customer perlu mendapatkan perhatian khusus terutama di era saat ini dimana sering terjadi kasus kebocoran data.

Sebagai salah satu lembaga keuangan yang menangani uang dan transaksi finansial masyarakat, perbankan harus memberikan jaminan keamanan yang maksimal terhadap data nasabahnya. Selain itu, keamanan data nasabah perbankan juga merupakan tanggung jawab etis bagi perbankan untuk melindungi privasi nasabahnya. 

Oleh karena itu, industri perbankan terus berupaya dalam mengoptimalkan pelayanannya kepada masyarakat dengan mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat untuk melindungi data nasabah perbankan dari akses yang tidak sah. 

Kejahatan Siber di Industri Perbankan 

Pada era digital saat ini, pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi dalam layanan perbankan merupakan hal yang menjadi prioritas dalam industri ini. Teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi operasional perbankan dalam melayani customer. Beberapa teknologi yang digunakan adalah sistem komputer yang terintegrasi antar unit, telebanking dan ATM (Automatic Teller Machine).

Perkembangan teknologi yang semakin canggih ini tidak terlepas dari bayang-bayang tindak kejahatan yang menyerang bank, khususnya kejahatan siber yang menyerang sistem keamanan data perbankan.

Kasus kejahatan siber di industri perbankan merupakan kejahatan yang tergolong baru yang berbeda dengan kejahatan konvensional pada umumnya. Adapun beberapa ciri kejahatan siber ini adalah:

  • Non-violence (tanpa kekerasan)
  • Minim kontak fisik
  • Menggunakan peralatan (equipment) dan teknologi yang canggih
  • Memanfaatkan jaringan telekomunikasi, media dan informatika global

Dalam satu dekade terakhir, kejahatan siber di industri perbankan memiliki berbagai macam modus. Beberapa di antaranya adalah carding, typosite, sniffing (scam) dan phishing. Modus pelaku carding adalah dengan mendapatkan data kartu kredit korban secara ilegal lalu kemudian menggunakan kartu kredit tersebut untuk bertransaksi di toko online (forgery). Modus ini terjadi karena lemahnya sistem keamanan data perbankan, keteledoran pengguna dan lemahnya sistem autentifikasi yang digunakan dalam mengidentifikasi identitas pemesan barang online.

Kejahatan siber dalam industri perbankan yang kerap ditemukan terkait pencurian data kartu kredit adalah phishing. Dalam modus ini, pelaku mengincar 4 digit angka di belakang kartu kredit dan nomor PIN. Data tersebut digunakan pelaku untuk bertransaksi atas nama nasabah. Pada tahap awal, pelaku akan menelpon korban dengan mengaku sebagai petugas dari bank untuk memperbaharui data diri kartu kredit. Selain itu, pelaku juga kerap menggunakan modus transaksi di toko online palsu dan melakukan skimming pada mesin ATM atau EDC.

Berikut adalah beberapa jenis data nasabah yang berpotensi untuk terjadi kebocoran:

  • Informasi pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir dan nomor identitas.
  • Data keuangan seperti informasi rekening bank, catatan transaksi dan rincian kartu kredit.
  • Informasi kesehatan seperti riwayat medis, hasil tes laboratorium dan data obat yang dikonsumsi.
  • Informasi akun online seperti nama pengguna dan kata sandi.
  • Data pribadi lainnya seperti rekaman suara atau video, foto dan dokumen pribadi.

Semua jenis data tersebut dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan seperti pencurian identitas, penipuan atau pembalakan data. Oleh karena itu, penting bagi industri perbankan untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat untuk melindungi data nasabah dari kebocoran.

Bagaimana Cara Perbankan Melindungi Data Nasabah?

Penyebab masalah kebocoran data nasabah ini bisa melalui sumber eksternal maupun internal. Seperti human error atau ketidaksengajaan SDM (karyawan) yang tidak sengaja mengirim informasi sensitif secara online. Selain itu, penyebab lain dari kebocoran data ini adalah malware atau penyusup yang masuk melalui surel, unduhan internet atau program yang terinfeksi.

Keamanan data nasabah menjadi hal penting yang menjadi perhatian industri perbankan untuk memberikan pelayanan dan kepercayaan nasabah atau customer. Proteksi keamanan data ini menitikberatkan pada prosedur dan pelaksanaan yang didukung oleh integritas SDM. Berikut beberapa upaya dan cara industri perbankan memastikan keamanan data nasabah:

  • Menggunakan enkripsi untuk menjaga keamanan data nasabah saat dikirimkan atau disimpan. Enkripsi adalah proses mengubah data menjadi kode yang tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak memiliki kunci enkripsi.
  • Menggunakan sistem otentikasi multi-faktor untuk memastikan hanya orang yang berwenang yang dapat mengakses data nasabah. Misalnya, menggunakan kombinasi kode rahasia, kartu token dan sidik jari untuk memverifikasi identitas pengguna.
  • Menjaga keamanan fisik data nasabah dengan menyimpan data tersebut di server yang terlindungi dengan baik dan menggunakan prosedur keamanan yang ketat di pusat penyimpanan data.
  • Melakukan audit keamanan secara berkala untuk memastikan sistem keamanan masih efektif dan menangani kelemahan keamanan yang mungkin terjadi.
  • Memberikan pelatihan keamanan data kepada karyawan perbankan agar mereka mengetahui pentingnya keamanan data nasabah dan bagaimana cara menjaga keamanan data tersebut.
  • Menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan karyawan, vendor dan mitra untuk memastikan bahwa data nasabah tidak akan diungkapkan kepada pihak yang tidak berwenang.
  • Menyediakan mekanisme laporan kebocoran data bagi nasabah sehingga nasabah dapat segera melaporkan jika terjadi kebocoran data pribadinya.

Mengenal Profesi Customer Data Protection dan Skill yang Dibutuhkan

Profesi customer data protection adalah profesi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan melindungi data pelanggan atau nasabah suatu perusahaan atau organisasi. Tugas utama dari seorang customer data protection adalah memastikan bahwa data pelanggan terlindungi dengan baik dari akses yang tidak sah dan terjadi kebocoran data.

Untuk melakukan tugas tersebut, seorang customer data protection mungkin harus bekerja sama dengan tim keamanan, teknisi IT dan profesi lainnya untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan keamanan data yang efektif. Selain itu, profesi customer data protection juga harus memantau aktivitas keamanan data secara terus-menerus dan menangani kelemahan keamanan yang mungkin terjadi.

Terdapat beberapa posisi kerja yang mungkin dapat ditempati oleh seorang profesi customer data protection, diantaranya adalah Data Protection Officer (DPO), Chief Privacy Officer (CPO), atau Information Security Manager.

Berikut adalah beberapa skill yang dibutuhkan untuk profesi Customer Data Protection:

  • Kemampuan analitis: Sebagai seorang Customer Data Protection, kamu harus mampu menganalisis data dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia.
  • Kemampuan komunikasi: Profesi ini harus memiliki skill berkomunikasi dengan baik dengan tim kerja, nasabah, dan stakeholder lainnya untuk menjelaskan kebijakan keamanan data dan menangani kekhawatiran atau pertanyaan nasabah.
  • Kemampuan teknis: Profesi ini harus memiliki pengetahuan dasar tentang teknologi informasi dan keamanan sistem, serta mampu menggunakan alat keamanan data seperti enkripsi dan firewalls.
  • Ketelitian: Seorang Customer Data Protection harus memiliki ketelitian tinggi dalam mengelola dan menjaga keamanan data nasabah.
  • Skill Problem Solving: Profesi ini harus mampu menyelesaikan masalah keamanan data yang mungkin terjadi dengan cepat dan tepat.
  • Kemampuan adaptasi: Profesi Customer Data Protection harus memiliki skill menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan peraturan keamanan data yang terus berubah.
  • Kemampuan bekerja dalam tim: Profesi ini harus mampu bekerja sama dengan tim yang terdiri dari berbagai profesi seperti teknisi IT, keamanan sistem, dan profesi lainnya untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan keamanan data yang efektif.

Profesi terkait Customer Data Protection ini merupakan profesi yang sangat dibutuhkan di era teknologi saat ini dan masa depan. Selain menempuh pendidikan formal, kamu juga bisa mempelajari berbagai hal tentang Customer Data Protection dengan mengikuti program Future Career Class FutureSkills terkait profesi Customer Data Protection untuk menambah skill dan keterampilan kamu di bidang ini.

Referensi:

https://futureskills.id/fs/aktivitas/kelas-async/99/member/34/topik/89/show-aktivitas

https://commercial.acerid.com/support/articles/kebocoran-data-data-leakage-kenali-penyebab-dan-dampaknya/ 

https://heylawedu.id/blog/kejahatan-siber-di-bidang-perbankan-pencurian-data-kartu-kredit