Ada banyak cara meningkatkan active listening skill dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan kerja, serta di dunia organisasi. Sebut saja seperti fokus dengan apa yang dibicarakan orang lain, tidak menginterupsi pembicaraan selama belum dipersilakan, hingga memberikan tanggapan yang tepat pada suatu topik.
Active listening skill sangatlah penting dan memiliki dampak yang cukup besar dalam menjalin relasi serta mempertahankan hubungan antar manusia. Apalagi di tempat kerja yang sangat sarat dengan konflik.
Makanya, keterampilan ini sangat dibutuhkan oleh Gen Z di masa depan apabila ingin membentuk suatu hubungan yang sehat dengan siapa pun. Lantas, apa manfaat dan seberapa pentingnya active listening skill ini? Simak selengkapnya di bawah ini!
Keterampilan mendengarkan secara aktif atau lebih dikenal dengan active listening skill adalah proses seseorang dalam memahami, menanggapi, dan merespon secara saksama untuk mendapatkan informasi secara obyektif dari lawan bicaranya.
Jadi, kemampuan ini tidak hanya fokus pada kegiatan mendengar saja, akan tetapi juga memperlihatkan antusiasme, menghormati lawan bicara, serta memahami pesan-pesan atau konteks yang dibicarakan secara mendalam yang dibuktikan dengan mengalirnya pembicaraan begitu saja tanpa disadari oleh kedua belah pihak.
Obrolan pun jadi sangat ‘hidup’ dan muncul feedback secara bergantian sebagai tanda bahwa orang-orang yang terlibat dalam diskusi maupun pembicaraan memiliki active listening skill yang baik.
Seringkali orang lebih menghabiskan banyak waktu untuk mengevaluasi segala informasi dan memikirkan tanggapan yang akan mereka berikan, padahal active listening skill merupakan aspek terpenting karena memiliki banyak manfaat.
Berikut beberapa manfaat active listening skill dalam kehidupan sehari-hari:
Percayalah bahwa memiliki active listening skill yang baik mampu mewujudkan hubungan ke arah yang positif dan mempertahankan relasi dalam jangka yang sangat panjang.
Mengapa bisa begitu? Ketika seseorang merasa didengarkan, merasa ada yang memahaminya, dan sebagai pendengar kamu mampu berempati dengannya tanpa bersikap judgemental, ditambah lagi mampu mengkomunikasikan sesuatu dengan baik, maka dirinya akan cenderung membuka diri.
Hal seperti ini tentunya akan berimbas pada keberlanjutan hubungan ke arah yang lebih baik.
Mendengarkan dengan saksama akan membantu kamu lebih fokus dalam mendapatkan informasi, terutama dalam mengenal lawan bicara. Jadi, kamu tahu apa yang harus ditanyakan, apa yang sebaiknya dihindari dalam diskusi (Misalnya masalah privasi, persoalan masa lalu, dan sebagainya).
Lawan bicara pun juga menjadi merasa dihargai karena kamu tidak mengusik sesuatu yang bukan ranah atau masuk dalam pembahasan tersebut.
Sebuah konflik memang susah untuk dihindari, oleh karena itu penting untuk selalu fokus dalam mendengarkan informasi yang disampaikan oleh lawan bicara. Selain itu, munculkan rasa inisiatif bertanya mengenai hal-hal yang belum atau kurang kamu mengerti agar informasi yang diperoleh makin jelas.
Dengan begitu bisa menghindari terjadinya miskomunikasi atau kesalahpahaman yang bisa merusak relasi di antara pihak yang sedang berdiskusi/mengobrol.
Dalam dunia kerja, active listening skill sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu tim atau anggota suatu perusahaan.
Dengan memiliki kemahiran yang satu ini, maka akan membuka peluang bagi sesama anggota untuk berbagi ide, gagasan, serta pendapat masing-masing tanpa ada yang merasa tertekan. Ide atau gagasan tersebut yang tentunya akan mendorong perusahaan menemukan penemuan baru yang kreatif dan inovatif.
Soft skill seperti ini sangat penting di dunia kerja, mengingat kamu tidak bekerja sendirian, melainkan harus team up dengan orang lain untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
“Tidak semua orang memahami apa yang orang lain rasakan hingga mereka memiliki pengalaman yang sama”. Paling tidak begitulah kalimat yang mungkin sering kamu dengar. Kata-kata tersebut mengindikasikan bahwa manusia saat ini sulit untuk menunjukkan empatinya hanya karena memiliki cerita atau situasi yang berbeda.
Padahal sebagai tanda memiliki active listening skill yang baik, kamu menjadi manusia yang lebih berempati terhadap orang lain tanpa harus mengalami apa yang mereka alami.
Rasa empati inilah yang membuat orang lain merasa bahwa apa yang mereka alami benar-benar divalidasi dan justru dalam jangka panjang berdampak cukup baik bagi mereka untuk mengambil keputusan serta memandang suatu masalah.
Sama halnya dalam berkomunikasi sehari-hari, penting sekali untuk mengetahui cara meningkatkan active listening skill dalam komunikasi bisnis, terutama di dunia kerja.
Diperlukan keahlian yang lebih tinggi dalam mendengarkan secara aktif, agar seluruh pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Berikut empat alasan utama pentingnya active listening skill dalam dunia kerja:
Saking pentingnya soft skill yang satu ini, beberapa perusahaan menyeleksi calon karyawannya secara ketat. Nah, bagi kamu yang mau meningkatkan active listening skill, coba ikuti beberapa tips di bawah ini, ya.
Meskipun kebanyakan dari kita bukanlah pendengar yang baik, tetapi ada cara untuk meningkatkan active listening skill, yaitu:
Ketika sedang berada di tengah kelompok, hindari kegiatan yang bersifat individual, seperti bermain gadget atau sibuk dengan urusan sendiri. Sebaliknya, mulailah untuk fokus memperhatikan lawan bicara atau siapa pun yang sedang menyampaikan ide, gagasan, serta pendapatnya.
Ingat, jika kamu ingin dihargai oleh orang lain, mulailah dari diri sendiri untuk menghargai orang lain.
Selain fokus mendengarkan, pastikan kamu melakukan kontak mata atau fokus pada area wajahnya. Sikap seperti ini akan membuat orang yang sedang berbicara merasa dihargai dan benar-benar diperhatikan. Jika kamu tidak bisa menatap matanya secara langsung, coba tatap bagian atas mata atau alisnya.
Metode tersebut juga dapat kamu pakai saat presentasi di hadapan para audiens.
Tunjukkan antusiasme dan rasa excited kamu kepada lawan bicara dengan menghadap pada lawan bicara dan posisi tubuh terbuka untuk menunjukkan bahwa mereka yang sedang bicara layak mendapatkan perhatian penuh.
Sebaliknya, hindari gesture tubuh yang lemas, malas-malasan, dan membungkuk yang teramat sangat, karena akan memberikan kesan yang buruk di hadapan lawan bicara kamu.
Jika lawan bicara sedang menyampaikan pendapat atau gagasannya, pastikan kamu tidak memotong pembicaran mereka secara berulang-ulang yang membuat pembahasan menjadi bias atau out of context.
Jika memang ingin menyela sebentar atau pertanyaan tersebut dinilai sangat mendesak, awali dengan kalimat “Maaf, jika menginterupsi, bolehkah saya bertanya ….”
Namun alangkah baiknya, kamu menunggu mereka selesai bicara dan menggunakan sesi bertanya sebaik mungkin (Biasanya di akhir sesi acara), sehingga masing-masing orang memiliki waktunya sendiri untuk menjelaskan dan bertanya.
Pastikan kamu selalu menggunakan kalimat yang baik dan tidak menyerang personal lawan bicara ketika ingin mengkritik, memberi feedback, serta saran untuk menunjukkan profesionalisme sebagai pihak yang bertanya.
Hal ini juga berlaku bagi kamu yang mungkin memiliki masalah pribadi dengan seseorang di tempat kerja. Jika segala hal yang disampaikannya berkaitan dengan kepentingan perusahaan, kamu harus menahan diri untuk tidak membawa urusan personal ke dalam diskusi maupun rapat. Sebab, menjaga reputasi kamu sendiri dan perusahaan sama-sama penting.
Cobalah untuk memahami dan merasakan apa yang disampaikan oleh lawan bicara, sehingga mereka merasa bahwa segala yang dirasakannya divalidasi oleh orang lain. Dengan begitu, mereka tidak hanya diperhatikan, akan tetapi juga dipahami secara mendalam.
Cara menunjukkan empati yakni dengan membiarkan mereka berbicara terlebih dahulu, tidak menghakimi apalagi men-judge tanpa mengerti perasaannya, dan berikan tanggapan jika mereka membutuhkannya. Namun jika mereka hanya didengar, dengarlah sambil meyakinkan bahwa mereka tidak sendiri menghadapi permasalahannya.
Setiap orang memiliki daya ingat dan cara berkomunikasi yang berbeda-beda, sehingga informasi yang disampaikan terkadang terlalu panjang dan memakan banyak waktu. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa hormat dan menghargai, kamu bisa membawa buku catatan dan menulis poin-poin penting yang mereka sampaikan.
Juga, berikan feedback atau umpan balik positif usai pembicaraan selesai. Seperti ucapan terima kasih atau “Saya sangat senang mendengar apa yang Anda sampaikan,” dan sebagainya.
Nah, itu dia beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan active listening skill. Karena kemampuan yang satu ini sangat diperlukan di dunia digital dan komunikasi juga banyak dilakukan secara online, maka untuk menguasai active listening skill, kamu dapat mengikuti pelatihan Membina Kerjasama Tim dalam Industri Teknologi yang diselenggarakan oleh Future skills.